Menu

Jumat, 11 Januari 2013

Kasus Bank Century

Pertanyaan sebagian orang awam, bukankah Sri Mulyani terlibat dalam kasus Bank Century? Berikut ini penjelasan sederhana tentang kasus Bank Century.

Semoga penjelasan berikut ini bisa memberikan jawaban kepada orang awam. Tapi tetap dibutuhkan satu syarat, hati yang bersih untuk membaca atau mendengar penjelasan ini. Kalau hati dan pikirannya sudah dipenuhi rasa curiga dan tuduhan sepihak maka penjelasan apa pun tidak akan berguna.

Dalam kasus bail out (talangan) Bank Century, Menteri Keuangan SRI Mulyani diibaratkan seperti seorang Ibu RT. Suatu saat ada rumah warganya yang kebakaran. Ketika semua warga panik, Ibu RT harus tetap tenang dan mengambil keputusan; yaitu segera padamkan api, kalau perlu korbankan rumah di kiri-kanan rumah yang terbakar itu supaya kebakaran tidak meluas. Keputusan harus dilakukan secara cepat dan tepat. Terbukti api berhasil dipadamkan dan tidak ada korban jiwa. Saat itu warga merasa lega dan berterima kasih pada Bu RT.

Selang SETAHUN kemudian (waktu yang cukup lama) ada politikus dari RT tetangga mempertanyakan keputusan Bu RT saat kebakaran itu terjadi. Mengapa Bu RT memutuskan untuk memadamkan api di rumah yang terbakar itu? Pemilik rumah itu kan maling? Bu RT membela maling dan artinya Bu RT pasti terlibat kong kali kong dengan si maling! Si politikus tahu persis dia maling karena beberapa temannya juga berteman dan bekerja sama dengan si maling pemilik rumah yang terbakar itu.

Warga tidak bisa menerima tuduhan si politikus. Mereka tahu persis Bu RT sudah memutuskan dengan tepat. Lagian itu kejadian setahun yang lalu, mengapa justru baru sekarang dipertanyakan? Harusnya Bu RT justru dapat penghargaan karena keputusannya terbukti bisa mencegah kebakaran yang lebih luas.

Tapi itulah politikus (busuk). Warga tahu apa yang ada dalam pikiran mereka tapi warga lebih mengenal Bu RT nya. Apakah kita berada di barisan warga atau kita mau diperalat oleh politikus itu?

Terserah pada hati nurani dan akal sehat kita.

Bukankah uang yang dipakai untuk menyelamatkan Bank Century adalah uang negara?

Bukan. Uang yang digunakan untuk membayar simpanan nasabah Bank Century berasal dari iuran premi asuransi bank peserta penjaminan yang dikumpulkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Penjelasan berikut ini semoga bisa memberikan jawaban atas pertanyaan ini. Tapi tetap dibutuhkan satu syarat, hati yang bersih untuk membaca atau mendengar penjelasan ini. Kalau hati dan pikirannya sudah dipenuhi rasa curiga dan tuduhan sepihak maka penjelasan apa pun tidak akan berguna.

LPS ibarat arisan warga. Sekelompok warga di RT 07 sepakat membentuk arisan warga. Tujuannya, selain untuk bersilaturahmi, juga untuk mengumpulkan dana siaga yang bisa digunakan membantu anggota arisan kalau ada yang butuh pertolongan. Sebagai bentuk dukungan, Bu RT memberikan modal awal sebesar Rp 3 juta. Karena anggota arisan cukup banyak dan tertib membayar iurannya maka saat ini sudah terkumpul dana iuran lebih dari Rp 100 juta. Di antara anggota arisan ternyata ada warga yang bernama Senturi.

Suatu ketika terjadi kebakaran di rumah Senturi. Bu RT bergerak cepat memanggil pemadam kebakaran. Dalam waktu singkat api dipadamkan. Tidak ada korban jiwa tapi rumah Senturi hangus sebagian. Karena Senturi adalah teman arisan maka seluruh anggota arisan sepakat untuk membantu Senturi memperbaiki rumahnya. Total dana arisan yang sudah dipinjamkan ke Senturi berjumlah Rp 67 juta. Untuk mengembalikan pinjaman dana tersebut, Senturi akan menjual rumahnya yang telah diperbaiki. Peserta arisan sepakat, kalau pun kelak Senturi tidak bisa mengembalikan semua pinjamannya, maka peserta arisan RELA menanggung rugi. Sejak awal tujuan peserta arisan memang ingin membantu Senturi karena dana arisan tersebut sebagian juga berasal dari Senturi. Tapi teman2 arisan Senturi tidak bisa berbuat apa-apa ketika ada informasi bahwa polisi akan memeriksa Senturi sehubungan dengan kebakaran yang terjadi. Dengar-dengar Senturi sengaja membakar rumahnya sendiri.

Tiba-tiba muncul seorang politikus yang pernah memfitnah Bu RT. Dengan lagak dan gayanya bak seorang ahli hukum, dia berkoar-koar menyatakan bahwa Bu RT salah karena menggunakan dana Kas RT untuk menolong Senturi. “Warga dirugikan!” teriaknya.Mestinya Bu RT dan peserta arisan jangan menolong si Senturi. Biarkan saja dia mati hangus terbakar di rumahnya sendiri.

Setiap orang merasa heran. Politikus kok mikirnya begini? Kan modal yang dipinjamkan Bu RT masih utuh, ada Rp 3 juta di bendahara arisan. Dan uang yang dipakai untuk menolong Senturi adalah uang hasil iuran anggota arisan. Kok bisa si politikus itu bilang bahwa Pengurus RT telah dirugikan? Lagian anggota arisan sudah rela kalau uangnya tidak kembali, kok malah orang luar (si politikus ini – maksudnya) yang teriak-teriak merasa dirugikan?

Belakangan baru ketahuan, ternyata uang arisan yang dipinjamkan ke Senturi sebagian diambil oleh Miskun, teman kerja si politikus tadi. Juga ada beberapa temannya yang lain juga pernah ambil duit dari Senturi. Kalau si Senturi mati (tewas) terbakar tentu urusan utang mereka ke Senturi akan beres dengan sendirinya. Licik ya? ***

Catatan:

Dana LPS berasal dari iuran anggota yaitu Bank peserta penjaminan yang juga anggota LPS. Modal awalnya berasal dari pemerintah tapi selanjutnya dana yang dikumpulkan sepenuhnya berasal dari iuran peserta arisan.

Apakah kas RT (uang negara) dirugikan dalam penyelamatan Century? Kita yang berpikir jernih pasti tahu jawabannya. Tentu tidak. Dana arisan berasal dari iuran peserta arisan (anggota LPS) bukan kas RT (APBN).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar